Puisi Kesedihan ku
Sunyi…!!! Tirainya hanyalah
hijabdinding yang diselimuti dingindan gelap Durinya, kemarung sepi
Musiknya,alunan nada-nada sedih Sayapnya,awan hitam bercampur mendung
tebal Rasanya,luka bathin yang semakin dalamLuka…!!! Taringnya berubah
duritajam yang siap menusuki jantungBuahnya bathin yang tercabik,
Sanubari yang di iris iris kecil,Menganga tanpa nanah dan darahDerita
samar tak berwarna,lalu tersungkur di timbunan luka yg tak...
Sebait Doa
Ketika derai air mataMenetes
tak terasaDan tangan yang terjelur hampaAda harap yang kupintaWahai
Tuhanku!Tabahkanlah hatikuTentramkanlah jiwakuDi saat ku terpisah
jauhDari serpihan kasih sang ibu,Agar perjalanan hidup yang ku
tempuhDamai selaluDi sepanjang waktuWahai Tuhanku!Inilah sebait
doakuYang selalu berteriak memanggil nama-MuDi akhir sujud sajadah
panjan...
Syair Kekasih
Kekasih…
Laksana cermin dalam resonansi jiwa
Yang menggetarkan palung hati hingga keraga
Dan menghantarkan kehangatan bara
dari bekunya hati sang kelana
kekasih…
kesetiaan agung pada dera kerinduan
laksana pantai menanti ombak dalam pelukan
yang teredam pada dalamnya kebisuan
kekasih…
seperti bunga yang menjaga tingginya kuncup
pucuk-pucuk kasihmu tak juga meredup
mencumbui lautan sukma yang kuyup
dalam serenade desiran angin...
Taman Cinta
Aku ingin mengajakmu
berjalan-jalandi atas taman yang indah ini.Lihatlah hangatnya mentari
soremengintip di balik tirai mega.Benarlah ungkapan bahwa alam ini
diciptakannyabagi kita yang hidup di dunia.Dua insan yang mabuk anggur
cintamelihatmu titisan sukma dewa asmara.Letupan gelora birahi membakar
jagat semesta.Samudera tertinggi badai sunaminya.Dan aku adalah penguasa
lautan itu.Mabuk di samudera alkohol cintamenciptakan pandanganyang...
Setetes Asa
Mata sayu itu begitu
senduMenyiratkan kedukaan yang meradangBertengger mantap dihatiTak lagi
mata itu mengeluarkan mutiaraKarena sang indera telah terlihat keringDan
gersangBibir mungil itu tak bisa bercelotehMenoreh belasan jahitan yang
setiaBertengger di dirinyaSedih, pilu, duka sangat terasa oleh sang
pundi bangsaMenandakan relung jiwa yang telah hampaKutahu ia mencari
sang bundaAyahnyapun belum menyapa dirinyaPagi itu seketika...
Daun itu telah menguning
Daun itu telah
menguningPerlahan dan perlahanLepas dari rantingnyaAsa yang mulai
lepasDaun itu telah menguningMelayang dan melayangTertiup anginAsa pun
kian tak tentu arahDaun itu telah menguningJatuh dan terjatuhMenimpa
tanah yang kotorAsa yang hilang jauhDaun itu telah menguningTerpijak dan
terinjakTak ada yang menaruh perhatianAsa yang terlupa dan
dilupakanLihatlah….Daun itu telah menguningLama dan lamaPucuk daun yang
baru...
Diujung Sunyi
berdiri diujung sunyipada
sebuah senjayang larut dalam temaram cahayamembuatku gamangada kepingan
yang terserakmenerobos masuk dalam ingatanmencoba merenda setiap
ikatanyang moyak dipangkas haridalam setiap percakapan kitatakkah kau
rasaada gesture yang mencuatkeluar dari setiap aliran nadientahlah, aku
merasabinar matamu menghadirkankata yang belum sempat terucappada paruh
waktu yang lampausesaat terhentilayar cahaya kembali...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih